Kelas go Blog

Pengetahuan,Pendidikan, dan Informasi

Hakekat Pendidikan Karakter

A. Makna dan Tujuan Pendidikan
            Belakangan ini telah tumbuh kesadaran betapa mendesaknya agenda untuk melakukan terobosan guna membentuk dan membina karakter para siswa sebagai generasi penerus bangsa. Kepribadian dan karakter bangsa yang mantap dan kokoh merupakan aspek penting dari kualitas manusia yang ikut menentukan kemajuan suatu bangsa ke depan.
            Kenyataan sekarang memperlihatkan bahwa pendidikan kita belum berhasil dengan memuaskan. Tandanya antara lain ialah kita masih banyak gagal dalam menanamkan akhlak pada anak didik kita. Masih

banyaknya anak usia sekolah melakukan tawuran bolos sekolah, berperilaku yang mengarah kepada anarkisme dan sebagainya. Padahal, kita mengetahui bahwa kenakalan itu potensi untuk kejahatan. Banyak kita jumpai perilaku para anak didik kita yang kurang sopan, bahkan lebih ironis lagi sudah tidak mau menghormati orang tua, baik guru maupun sesama, budaya kekerasan di kalangan remaja, rasa maluyang kian terkikis, pergaulan bebas dan sebagainnya. Mengapa hal ini bisa terjadi? Jelas hal ini tidak dapat terlepas adanya perkembangan atau laju ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi yang mengglobal, bahkan sudah tidak mengenal batas-batas negara hingga mempengaruhi ke seluruh sendi kehidupan manusia.
            Menurut Sukarjo dan Komarudin ( 2009 ), hal tersebut terjadi dikarenakan adanya pemutarbalikan makna terhadap konsep Bhineka Tunggal Ika. Tatanan Orde Baru mengambil pendekatan dan strategi yang keliru dalam mengelola relasi sosio-budaya dalam masyarakat Indonesia yang majemuk. Sementara Suparno ( 2002 ) pendidikan di Indonesia tidak lebih seperti mobil tua yang mesinnya rewel yang sedang berada di tengah arus lalu lintas di jalan bebas hambatan. Sementara itu Soedijarto ( 2008 ) apresiasi output pendidikan terhadap keunggulan nilai humanistik, keluhuran budi, dan hati nurani pun menjadi dangkal.
            Karena  kegagalan dalam memberikan penanaman dan pembinaan kepribadian yang baik di usia dini akan membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak. Dengan demikian, pendidikan berperan bukan hanya merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan, tetap lebih luas lagi sebagai pembudayaan (enkulturasi) yang tentu saja hal terpenting dan pembudayaan itu adalah pembentukan karakter dan watak (national and character building), yang pada gilirannya sangat krusial bagi nation building atau menuju rekonstruksi negara dan bangsa yang lebih maju dan beradab.
B. Memahami Makna Pendidikan Karakter
            Seseorang yang dianggap memiliki karakter yang baik akan mampu menunjukkan sebagai kualitas pribadi yang patut serta pantas sesuai dengan yang diinginkan dalam kehidupan masyarakat. Karena itu, pendidikan karakter senantiasa akan berkaitan dengan bagaimana memberikan pengajaran pada anak-anak tentang nilai dasar manusia yang berkaitan dengan kejujuran, kebaikan, kedermawanan, keberanian, kebebasan , persamaan, dan kehormatan. Manusia bukanlah sekumpulan masa lalu. Manusaia adalah sebuah gerak menuju masa depan, yang senantiasa berubah menuju kepenuhan diri sebagai diri sebagai manusia yang lebih besar. Manusia mengatasi apa yang ada dalam diri manusia saat ini.
            Karakter merupakan struktur antropoligis manusia, tempat manusia menghayati kebebasannya dan mengatasi keterbatasan dirinya. Kebiasaan berbuat baik tidak selalu menjamin bahwa manusia yang telah terbiasa tersebut secara sadar menghargai pentingnya nilai karakter, karena saja perbuatan tersebut dilandasi oleh rasa takut untuk berbuat salah, bukan karena tingginya penghargaan akan nilaiitu. Thomas Lickona (1992) menekankan pentingnya tiga komponen karakter yang baik yaitu moral knowing atau pengetahuan tentang moral, moral feeling atau perasaan tentang moral dan moral action atau perbuatan bermoral. Komponen tersebut diuraikan sebagai berikut :
Pertama, Pengetahuan Moral. Ada enam aspek dalam orientasi moral knowing yaitu : 1) Kesadaran terhadap moral, 2) Pengetahuan terhadap nilai moral, 3) mengambil sikap pandangan, 4) memberikan penalaran moral, 5) membuat keputusan, dan 6) menjadikan pengetahuan sebagai miliknya.
Kedua, Perasaan tentang moral. Ada enam aspek yang menajdi orientasinya yaitu : 1) kata hati/suara hati, 2) harga diri, 3) empati, 4) mencintai kebajikan, 5) pengendalian diri, dan 6) kerendahan hati.
Ketiga, Perbuatan/Tindakan Moral.ada tiga aspek yang menjadi indikator yaitu: 1) Kompetensi, 2) keinginan, 3) kebiasaan.
            Dengan demikian, pendidikan karakter merupakan proses pemberian tuntunan peserta/anak didik agar menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Sementara moto pendidikan karakter adalah pendidikan tanpa karakter, perdagangan tanpa moralitas, ilmu pengetahuan tanpa kemanusiaan, politik tanpa prinsip/etika, semuanya tak berguna dan sangat membahayakan.
C. Tujuan dan Sasaran Pendidikan Karakter
            Ketika mayoritas karakter masyarakat kuat, positif, tangguh peradaban yang tinggi dapat dibangun dengan baik dan sukses. Sebaliknya, jika mayoritas karakter masyarakat adalah negatif dan lemah maka mengakibatkan peradaban yang dibangun pun menjadi lemah. Sebab peradaban tersebut dibangun di atas
fondasi yang amat lemah. Karakter bangsa adalah modal dasar membangun peradaban tingkat tinggi.
Pendek kata, tujuan pendidikan karakter (Nurul Zuriah, 2007:67) dapat disimpulkan sebagai berikut;
1.      Anak memahami nilai-nilai budi pekerti di lingkungan keluarga, lokal, nasional, internasional melalui adat istiadat, hukum, undang-undang, dan tatanan antar bangsa.
2.      Anak mampu mengembangkan watak atau tabiatnya secara konsisten dalam mengambil keputusan budi pekerti di tengah-tengah rumitnya kehidupan bermasyarakat saat ini.
3.      Anak mampu menghadapi maslah nyata dalam masyarakat secara rasional bagi pengambilan keputusan yang terbaik setelah melakukan pertimbangan sesuai dengan norma budi pekerti.
4.      Anak mampu menggunakan pengalaman budi pekerti yang baik bagi pembentukan kesadaran dan pola perilaku yang berguna dan bertanggung jawab atas tindakannya.
Adapun sasaran dari pendidikan karakter itu sendiri adalah kepribadian siswa , khususnya unsur karakter atau watak yang di dalamnya mengandung hati nurani (Consciens) sebagai kesadaran (consciousness) untuk berbuat kebajikan (virtue).


Daftar Pustaka : M. Noor, Rohinah. 2012. Mengembangkan Karakter Anak Secara Efektif di Sekolah dan di Rumah. Sleman: Pedagogia.
Sumber Gambar : Google
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Hakekat Pendidikan Karakter"

 
Copyright © 2015 Kelas go Blog
Template By Kunci Dunia
Back To Top