Semestinya Pendidik memperhatiakan betul metode yang tepat bagi anak didiknya. Perbedaan tingkat integensi, persepsi, usia, serta tingkat emosi siswa menuntut perlawanan yang berbeda pula. Manakala anak berbuat kesalahan, penyimpangan ataupun gagal mengerjakan tugasnya, tidak berarti saat itu juga si anak harus dihukum dengan hukuman berat. Tidak selamanya hukuman itu baik bagi anak bukan berarti pulakita membiarkan anak larut dalam kesalahan tanpa adanya upaya pengarahan.
Ada type anak yang sudah sadar akan kesalahan hanya dengan pandangan tajam gurunua, adapula type siswa yang mudah diarahkan dengan nasehat bijak dan ada pula type siswa yang memang tidak bisa diluruskan kecuali dengan hukuman.
Pendidik yang bijak tentu tidak bersandar pada hukuman semata dalam upaya meluruskan siswa, akan tetapi hendaknya menempuh metode sugesti, semacam pemberian hadiah ataupun nasehat yang mampu memotifasi anak dalam kebaikan, karena pada asalnya anak-anak lebih menyukai imbalan atau hadiah ketimbang hukuman. Hadiah atau nasehat lebih memberikan pengarh positif pada jiwa anak, sehingga dia lebih terdorong untuk melakukan kebijakan. Berbeda dengan hukuman yang biasanya memberikan efek negatif pada perkembangan mental dan emosi anak. Apalagi jika hukuman terlalu sering diberikan. Si Anak menjadi kebal hukuman serta tidak takut untuk melakukan kesalahan ataupun penyimpangan.
Hukuman Antara Manfaat dan Bahayanya
Sewajibnya bagi setiap pendidik untuk selalu mengingat tujuan dari adanya hukuman, yakni meluruskan kesalahan agar siswa menyadari kembali dari perbuatan salahnya, karena hukuman terlebih lagi hukuman fisik merupakan langkah terakhir yang ditempuh dalam memperbaiki suatu kesalahan. Hukuman diberikan ketika nasehat ataupun ancaman sudah tidak mempan lagi bagi siswa. Sedapat mungkin guru menghindari bantuk ancaman fisik pada siswanya mengingat bahaya yang mungkin ditimbulkan, antara lain :
- Timbulnya cacat fisik pada siswa yang dipukul ;
- membekasnya hukuman tersebut pada jiwa anak hingga mempengaruhi kondisi fisik serta emosinya ;
- Hilangnya sifat saling menghargai antar guru dan siswanya bahkan mungkin timbul kebencian ;
- Terhambatnya pemahaman siswa terhadap pelajaran.
Hukuman yang terlarang ( Harus dihindari )
- Memukul muka atau kepala ;
- Memukul ketika marah ;
- Marah besar, biasanya terlahir dari guru yang kurang bisa mengontrol emosinya, seharusnya guru mampu mengesampingkan ego serta tidak mengedepankan amarah ketika kata-kata tidak dipatuhi ;
- Kekerasan yang berlebihan. kekerasan bukanlah satu simbol kekuatan atau kekebalan seseorang. Guru yang terlalu keras kan dijuluki guru galak. cukuplah hal ini sebagai aib bagi pendidik;
- Berkata buruk. Seorang gur harus menjauhi kata-kata buruk ataupun hinaan kepada siswanya. Ucapan-ucapan kotor sangat tidak pantas keluar dari lisan seorang pendidik sebab akan melukai perasaan siswanya, membuat siswa semakin menjauh dari gurunya, serta tidak tertarik untuk mengikuti pelajaran, lebih jauh lagi akibatnya siswa akan meniru dan melontarkan kepada teman-teman.
Hukuman Edukatif yang Bermanfaat
Kami tegaskan kembali, tujuan menghukum anak bersalah adalah agar ia menyadari kesalahannya
serta tidak mengulangi kesalahan serupa. Penekanan hukuman adalah pada sisi edukatif guna membentuk pribadi anak yang selalu bertanggung jawab atas setiap perbuatannya. Jadi hukuman bukan semata ajang pelampiasan amarah guru semata untuk menyakiti siswa ataupun untuk menunjukan kekuasaanya sebagai guru.
serta tidak mengulangi kesalahan serupa. Penekanan hukuman adalah pada sisi edukatif guna membentuk pribadi anak yang selalu bertanggung jawab atas setiap perbuatannya. Jadi hukuman bukan semata ajang pelampiasan amarah guru semata untuk menyakiti siswa ataupun untuk menunjukan kekuasaanya sebagai guru.
Diantara hukuman yang bersifat mendidik adalah :
- Memperlihatkan wajah masam untuk menunjukkan ketidaksukaan guru terhadap pelanggaran siswanya ;
- Mengisolir anak dengan tidak mengajaknya berbicara serta berpaling darinya selama beberapa waktu (tidak lebih dari 3 hari)
- Perkataan pedas seorang pendidik perlu mengeluarkan kata-kata pedas kepada anak yang mengulang-ulang kesalahannya atau yang melakukan pelanggaran berat bila nasehat dan bimbingan tidak berpengaruh lagi ;
- Pukulan ringan ( tidak menyakiti, bukan kepala), pukulan merupakan cara terakhir yang ditempuh jika cara-cara diatas tidak menyadarkan anak dari kesalahan.
Semoga kita bisa mengambil yang terbaik. Sebuah ungkapan "Orang tidak menerima/menolak kebenaran bukan karena isisnya, tetapi karena caranya". dan tampaknya ungkapan ini perlu kita renungkan lebih dalam.
Sumber : As-Sunnah 05/VII/03
0 Komentar untuk "Perlukah Hukuman Fisik Bagi Siswa?"