Kiai Haji Subuki lahir di Kauman, Parakan pada tahun 1858 sebagai putra sulung K.H.Harun ar Rosyid, Penghulu Masjid Kabupaten Temanggung, dengan nama Muhammad Benjing. Ketika menikah, ia menggunakan nama Sumowardoyo dan sekembali dari ibadah haji, ia mengganti namanya menjadi H.Subuki. Kakeknya, K.H.Abdul Wahab, yang pernah mengikuti Pangeran Diponegoro berperang melawan penjajah Belanda.
Semasa remaja, beliau berguru di Pesantren Sumolangu, Kebumen dan sekembali dari Tanah Suci, beliau menetap di Karangtengah, Parakan, sebagai guru agama dan petani. Di masa mudanya beliau pernah aktif berpolitik di Syarikat Islam, namun kemudian kembali ke Nahdlatul Ulama, walaupun sikap politiknya tetap keras dan anti penjajahan.
Masa sesudah proklamasi, beliau berperan besar dalam pembentukan Barisan Muslimin Temanggung sebagai wujud fatwa Jihad yang dikumandangkan oleh Hadratussyaikh Hasyim Ashari pada akhir Oktober 1945, ketika jelas bahwa Belanda berniat untuk menjajah kembali Indonesia dengan membonceng pasukan Sekutu.
Sebagai ulama yang dituakan di Parakan, maka tugas untuk menyusun kekuatan di kawasan Kedu Utara jatuh ke pundak beliau. Keputusan ini dicapai setelah pertemuan K. H. Hasyim Ashari dengan beberapa ulama senior lain. Bersama Kiai Ali, Kiai Haji Abdurrahman, Kiai Sumogunardho dan lain-lain, disiapkan pembekalan bagi para pejuang yang akan maju ke medan laga.
Sejak pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, kebetulan beliau sedang di Jombang sebagai tamu Hadratussyaikh Hasyim Ashari, doa beliau telah berhasil membesarkan hati para pejuang disana. Sekembali dari Jawa Timur, Letnan Kolonel Sudirman dari Purwokerto singgah dan meminta restu dari beliau sebelum terjun ke Palagan Ambarawa. Sampai akhir tahun 1948 (Agresi Militer Belanda II) telah ratusan ribu tamu yang datang untuk mohon bekal bagi perjuangan mereka mempertahankan kemerdekaan.
Ketenarannya menyebar ke seluruh penjuru tanah air, bukan hanya dalam pulau Jawa, tetapi bahkan sampai luar Jawa. Bukan hanya orang biasa, tetapi juga pejabat tinggi, diplomat dan wartawan luar negeri datang ke Parakan. Sempat tercatat adalah Mr. Wongsonegoro (Gubernur Jawa Tengah), Mr. Sujudi (Residen Kedu), K. H. Wahid Hasyim (Menteri Negara), Mr. Kasman Singodimedjo (Jaksa Agung), Mr. Mohammad Roem (Menteri Luar Negeri), K.H. Zainul Arifin, Anwar Tjokroaminoto, K.H. Zaifuddin Zuchri, dan lain-lain.
sumber : http://npl.or.id/category/komisi-2/k-h-subuki/
sumber : http://npl.or.id/category/komisi-2/k-h-subuki/
0 Komentar untuk "Kiai haji Subuki"