Kelas go Blog

Pengetahuan,Pendidikan, dan Informasi

Business

KH Subchi Parakan - Ahli Suwuk Bambu Runcing




Penuturan KH Saifudin Zuhri dalam bukunya Guruku Orang-orang dari Pesantren.
Pada suatu hari aku mengantarkan tiga tokoh yang sudah lama aku kenal,yaitu KH Wahid Hasyim,Zainul Arifin,dan KH Masykur untuk menjumpai Kiai Subchi. Ketika itu di rumahnya telah penuh berjubal para tamu,dan kota Parakanyang kecil menjadi tidak dapat lagi menampung banyaknya tamu.
KH Subchi dengan didampingi oleh KH Nawawi, dan KH Mandur pemimpin Sabilillah daerah Kedumeminta kami masuk ke kamar tidurnya.
“ Ya Allah, mengapa begini banyak jadinyaorang datang pada saya?” demikian Kiai Subchi memulai pembicaraan dengan air mata yang menggenag.
“Mereka memohon do`a kepada bapak !” KH Wahid Hasyim menyambut.

“ Ya, mengapa kepada saya?” beliau menangis dengan isaknya. Lama semua kami diam. Di luar terdengar gemuruh orang berduyun-duyun membanjiri halaman rumah Kiai Subchi.
“ Coba tengok di luar ! Mereka terus datang dan datang. Begini banyak orang membanjiri kemari tanpa henti, siang maupun malam. !” Kiai Subchi sambil memandang ke luar dari jendela kamar tidurnya.
“ Mereka memerlukan ketabahan hati dan tidak salah niat, karena itu mereka memohon do`a kepada bapak sebagai seorang ulama yang patut dimintai do`a dan berkahnya,” KH Wahid Hasyim menenangkan hatinya.
“ Tetapi, mengapa mesti kepada saya. Bukan kepada KH Dalhar, atau KH Siradj,atau KH Hasbullah?” Kiai Subchi seperti dalamkeadaan penasaran.
Zainul Arifin yang sejak tadi seperti sedang mengamati Kiai Subchi berusaha untuk membaca wajah ulama tua ini membisikkan padaku dengan katanya: “Alangkah ikhlasnya orang ini!”. Aku manggut saja.
Nama kecilnya Mohamad Benjing. Setelah berumah tangga nama itu diganti R Somowardojo,dan setelah naik haji diganti lagi menjadi Subchi. Lahiir di Parakan Kauman pada tahun 1850 M. Ayahnya bernama KH Harun Rasyid,adalah ulama terkemuka di daerah tersebut.
Ia pernah menempuh pendidikan di pesantren Sumolangu (Kebumen). Sejak lamaa wirid yang selalu diamalkanya adalah setiap malam membaca al-Qur`an 1 juz sehingga dalam 1 bulan 30 juz dan menghatamkanya. Dikenal sebagai petani yang rajin, shaleh,jujur,dan disegani. Ia selalu taat menjalankan syariat agamanya.
Atas fatwa KH Subchi dan keputusan musyawarah pengurus NU,serta barisan muslim Temanggung Parakan. Tanggal 25 Oktober 1945, tiap-tiap malam diadakan mujahadah. Bertempat di Langgar Wali,Kauman, Parakan. Diikuti 20 orang Kiai selam 10 hari. Siang hari puasa mutih dan malamnya shalat hajat, membaca wirid, membaca hizib-hizib, dan membaca shalawat nariyah sebanyak 4.444 kali dengan berjamaah.
Setelah melakukan mujahadah selama 10 hari, para kiai dilatih kemiliteran oleh Hizbullah setempat. Setelah itu ikut terjun ke medan perang bersama Hizbullah dan pasukan-pasukan yang lain. Dalam pelaksanaan mujahadah itu penasehat utamanya adalah KH Subchi.
Dikenal sebagai tokoh sentral perlawanan bamboo runcing Parakan. Namanya terkenal ke seluruh Indonesia. Ketika masyarakat Parakan mendirikan kelompok perlawanan bernam Barisan Bambu Runcing (BBR-kelak dilebur kedalam Barisan Muslim Temanggung BMT) pada Agustus 1945, dengan pimpinan KH Muhamad Sa`ban dan Sulaiman,Kiai Subchi bertindak sebagaai penasehat utama. Kelak BBR dan BMT itu akan menjelma menjadi pasukan Hizbullah Kompi XVIII Batalyon V Resimen III Divisi Sultan Agung.
Di masa perang kemerdekaan itu masyarakat dari berbagai penjuru daerah berbondong-bondong datang ke Parakan untuk minta berkah dari para ulama di sana, khususnya Kiai Subchi. Tak kurang dari 1000 orang setiap hari memadati setiap jengkal tanah Parakan untuk mencari berkah Kiai. Mereka datang sambil membawa bambu runcing untuk disuwuk(disepuh,diberi do`a) dibagian ujungnya. Lebih dari itu mereka minta air berani (untuk menambah keberanian) dan nasi manis untuk menambaha kekuatan fisik. Saking banyak orang yang ingin mengambil berkah maka Parakan selalu disesaki oleh para tamu yang datang.
Dalam setiap pengembelengan itu biasanya dilakukan oleh para kiai dan pejuang lain yang sudah direstui oleh Kiai Subchi. Suwuk bamboo runcing biasanya dilakukan oleh KH Sumogunardho,air berani diberikan oleh KH Muhamad Ali,dan nasi manis diberikan oleh KH Abdurahman. Namun khusus untuk wejangan batin, selalu dilakukan langsung oleh KH Subchi. Sebelum member wejangan biasanya KH Subchi selalu mengajak seluruhya untuk baca istigfar dan dua kaliamah sahadat. Setelah itu baru memberikan wejanganya. Daiantaraa wejanganya adalah :
“ Tentara Belanda akan kembali menjajah Negara dan bagsa kita Indonesia lagi. Akan datang di daerah kita, dan akan memaksa supaya menyerah pada Belanda. Tetapi, hai pemuda dan rakyat. Janganlah takut kepada Belanda ! kita berjuang melawan Belanda dengan bamboo runcing yang diberi do`a. insyaallah Belanda takut dan akan pergidari bumi Indonesia !maka kita harus ingat mati dan hidup itu ditangan Allah,kita mohon pertolongan. Dengan Tuhan Allah kita mohon perlindungan.
Saking terkenalnya Kiai subchi, hingga banyak tokoh nasional yang dataang kepadanya untukminta berkah. Di antaranya adalah,Jendral Sudirman, Ruslan Abdul Ghani (tokoh perang 10 November Surabaya),Mohamad Roem, KH Masykur,KH Wahid Hasyim,KH Saifudin Zuhri,Mr Wongsonegoro (Gubernur Jawa Tengah),dan lain-lain.
Kiai Subchi terkenal sebagai orang kaya di Parakan. Tanahnya ada di mana-mana, terlebih di sekitar Kauman. Namun ia sangat dermawan. Jiwa sosialnya tinggi. Di usia tuanya,tanah-tanah itu diberikan kepada penduduk sekitar yang tidak mampu. Tak terhitung banyaknya.
Kiai Subchi wafat pada hari Kamis Legi, 6 April 1959 dalam usia 101 tahun. Di makamkan di Sekuncen desa Parakan Kauman, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tenggah.

Sumber : http://aufklarunguinjakarta.blogspot.com/2011/02/kyai-kyai-tanah-jawa.html?zx=dd5f4583baa15e95

Bagikan :
+
Previous
Next Post »

Artikel Terkait:

0 Komentar untuk "KH Subchi Parakan - Ahli Suwuk Bambu Runcing"

 
Copyright © 2015 Kelas go Blog
Template By Kunci Dunia
Back To Top